Wednesday, November 28, 2012

Patung Nebukadnezar Untuk Barcelona


Mari kita sedikit berandai-andai, jika anda adalah keturunan dari keluarga Carlos Slim Helu (orang dengan kekayaan $69 miliar) atau pewaris tunggal kekayaan Budi Hartono, dan kebetulan adalah seorang fans fanatik Barca, maka kado apa yang akan anda berikan untuk menyambut hari jadi Barca ke-113 ?

Mungkin anda akan memberikan Bugatty Veyron Supersort untuk semua pemain, menghadiahkan  jet pribadi, atau benda mewah apa saja yang dapat merepresentasikan kecintaan anda kepada Barcelona. Tapi saya tidak berharap anda akan membangun patung besar untuk Rosell.

Namun jika saya mempunyai kekayaan melimpah seperti milyuner di atas, maka yang akan saya berikan dihari ulang tahun Barca adalah sebuah patung raja Nebukadnezar dengan tinggi 20 kaki, beserta lilitan pita, dan tentu dikirim dengan sebuah jet mewah. Nebukadnezar adalah seorang pemimpin terkuat di dinasti Babilonia sekitar 500 SM silam. Patung Nebukadnezar adalah patung yang terdiri dari emas di kepala, perak di bagian tubuh, dan tanah liat pada kaki.


Alasan saya menghadiahi patung ini karena patung Nebukadnezar sangat cocok dengan kondisi Barca saat ini. Jika Nebukadnezar adalah pemimpin terkuat saat itu, maka kekuatan itu saya ibaratkan seperti keadaan Barca sekarang. Saat ini Barca merupakan klub terkuat dan terseksi di mata dunia. Hampir tidak ada orang atau klub yang mempunyai nyali tinggi untuk mengingkari kehebetan Barca (saat ini). Kadang saya suka tersenyum sinis kala ada sebuah tim yang mengalahkan Barca. Mereka terlihat sangat senang, larut dalam euforia kemenangan meski hanya pertandingan persahabatan. Lihat bagaimana seorang Rod Stewart yang bercucur air mata ketika Barca kalah di Glasgow. Sekali lagi, silahkan cules imajinasikan dan deskripsikan sendiri bagaimana kehebatan Barca.


Kepala yang dilapisi emas pada patung ini saya samakan dengan betapa berkilaunya lini depan Barca saat ini (hampir sama berkilaunya dengan Caroline Correa di iklan Magnum Gold). Pedro Rodriguez, David Villa, Alexis Sanchez, Cristian Tello, dan tentunya sang predator yang semakin menggila Lionel (Not Alien) Messi. Jika mengutip kata dari presenter olahraga, bung Ropan, Lini depan Barca seakan jadi mimpi buruk bagi para barisan pertahanan lawan. 

Kemudian perak yang membalut bagian tubuh patung ini saya ibaratkan dengan lini tengah Barca. Don Andres Iniesta, Xavi Hernandez Creus, Sergio Busquets dan Cesc Fabregas menjadi organ vital yang tak tergantikan di tubuh Barca. Ditambah beberapa pemain yang menjadi tulang rusuk bagi Barca. Sekelas Alex Song, Thiago Alcantara, dan J. Dos Santos yang dengan ikhlas memberi pelayanan termewah bagi lini depan. Bahkan jika tidak dimainkan, ketiga pemain tersebut akan sangat sibuk bersorak menyambut gol demi gol yang dilesakan.

Selanjutnya dibagian kaki, patung ini dibentuk oleh sebongkah tanah liat yang dipaksa menjadi pijakan para emas dan perak. Ini merupakan bagian paling menarik dari Barca. Ya, lini pertahanan. Saat ini lini belakang Barca sedang diserang virus mematikan dari dunia sepakbola. Cedera ! 

Dimulai dengan cedera Eric Abidal, Marc Muniesa Martinez, Marc Bartra, Adriano Correira, dan yang paling anyar Daniel Alves yang harus diparkir beberapa saat. Sebelumnya, El Capitano Carles Puyol (pemain tertua di La Liga) dan Pique menjadi penghuni ruang medis Barca, meski saat ini keduanya mulai membaik. Hanya Martin Montoya dan Jordi Alba yang mungkin masih sehat walafiat (amin). 

Sulit dipungkiri, bahwa saat ini lini pertahanan Barca bisa dikatakan sangat rapuh (mudah ditembus). Bahkan beberapa gol disebakan karena kecerobohan para pemain belakang Barca. Hingga memunculkan persepsi bahwa Barca sangat bergantung pada duet Puyol dan Pique. Jika melihat kebelakang, duet ini memang sangat meyakinkan. Selama empat musim, Barca menjadi tim yang paling sedikit kebobolan. Melihat kondisi kritis seperti ini, Barca kerap melakukan pilhan alternatif, memasang Mascherano dan Alex Song yang sejatinya bukan seorang center back. Hasilnya, terkadang pilihan yang dilakukan Tito tidak sesuai dengan harapan. Kita sering dibuat kaget, resah dan jengkel saat lini pertahanan Barca dibuat kocar-kacir oleh tim lawan.  Pada kesempatan ini, saya tidak ingin berbicara kualitas seorang Valdes. Karena meskipun sering melakukan blunder, bagi saya saat ini Valdes merupakan sosok yang paling tepat berada di bawah mistar gawang Barca. Satu hal yang saya kagumi dari sosok Valdes adalah ketika ia selalu berteriak memberi motivasi  dan menjadi penghubung komunikasi antara pelatih dan pemain.

Sebenarnya Barca punya seorang bek yang mampu memberi sedikit solusi bagi lini pertahanan Barca, dan itu ada di dalam diri Andreu Fontas. Namun sayang, Barca harus kehilangan putra terbaiknya yang memilih hijrah ke Mallorca (status pinjaman) yang terlanjur 'bete' karena tidak mendapat menit bermain.

Hingga Jornada 13 La Liga, Barca sudah 15 kali kebobolan. Itu lebih banyak dari jumlah kebobolan Atletico Madrid yang hanya 10 gol. Bahkan tim kaya baru Malaga baru 9 kali kemasukan. Meski jumlah gol memasukan Barca sangat jauh (43 gol) dari tim lain, tapi apa salahnya jika sebuah pasukan mempunyai senjata yang sangat tajam dan tameng yang sangat kuat.

Seandainya berita buruk kembali menerpa Pique dan Puyol, maka sudah seharusnya Barca berbenah. Januari nanti mungkin menjadi moment yang sangat tepat. Menurut penilaian saya, jika keadaan lini belakang Barca masih dilanda krisis pemain bertahan, maka langkah terbaik adalah dengan membeli/meminjam satu pemain bertahan (murni) guna menutup lubang besar yang menganga di lini belakang Barca. Saya hanya berharap Barca bisa menjaga momentum dengan berbagai raihan positif ditiap pertandingan. Bukankah menyenangkan bila kita bisa menyaksikan gol demi gol tanpa harus memegang kepala dan menutup muka karena kebobolan.

Selamat Ulang Tahun FC. Barcelona...

Monday, November 19, 2012

Barcelona Bukan Sekelompok Alien





Saya adalah penggemar Barcelona, pengagum tiki-taka, pecinta semua aspek yang berkaitan dengan FC Barcelona. Seperti selayaknya fans lain, saya kecewa jika Barca kalah dan senang dengan semua kemenangan Barca (tentunya kemenangan di setiap laga El Clasico yang bisa mengalahkan nikmatnya jose Cuervo). Berlebihan memang, tapi semua pecinta Barca akan sepakat jika kemenangan barca di laga El Clasico merupakan kemenangan batin yang sangat luar biasa.

Kumpulan piala Barcelona sejak era Frank Rijkaard hingga Pep Guardiola adalah bukti nyata betapa kehebatan Barca telah diakui dunia ditambah  gaya tiki-taka yang diterapkan, semakin menambah keseksian Barca dimata dunia. Singkat kata, semua kelebihan yang dimiliki Barcelona akan membuat saya orgasme dan tidak akan menyelesaikan tulisan ini. So, silahkan cules deskripsikan dan imajinasikan sendiri.


Di luar pemberitaan tentang kehebatan Barcelona, saya sedikit mengerutkan dahi ketika banyak pihak yang mengatakan bahwa Barcelona adalah sekumpulan “Alien”. Dalam konteks ini, kata alien ditafsirkan sebagai sebuah perumpamaan kehebatan Barca dari aspek permainan, baik individu maupun kolektivitas. Kata ini sering saya jumpai diberbagai headline media cetak hingga akun-akun berita di twitter (bahkan omelan lawan saya saat memainkan PES 13). Kata itulah yang entah mengapa kurang bisa saya terima dalam kamus kecintaan saya terhadap barca. Hal itu yang kemudian memunculkan pertanyaan dalam diri saya. Sehebat itukah Barcelona ?

Ketika artikel ini dibuat, saya tidak dalam keadaan menjadi sandra seorang madridista, atau sedang dalam pengaruh marijuana, pengaruh alcohol, atau zat apapun yang dapat menggadaikan fanatisme saya terhadap Barca. Namun terlalu berlebihan jika kata alien disandingkan dengan kehebatan Barcelona (terutama kemampuan individu). Pasalanya, dalam deskripsi di beberapa media massa disebutkan bahwa kata alien adalah refleksi kehebatan Barcelona yang sudah di luar nalar manusia. Dan itu yang membuat nurani objektif saya muncul.

Tidak salah memang jika cules sekalian sangat mendewakan kehebatan pemain atau permainan Barca plus segudang prestasi Barca yang dapat menjadi argumen cules saat debat bersama fans lain di twitter land. Tapi mungkin kegiatan seperti itu diperuntukan bagi cules yang tidak menyaksikan Matchday 4 liga champions saat barca bertemu Celtic di Glasgow.  Sebuah tamparan keras bagi saya dan mungkin bagi cules yang lain. Ya, Barcelona dikalahkan oleh tim yang dianggap tidak mungkin mengalahkan Barcelona di atas kertas. Tergabung di grup G bersama Benfica, Celtic, dan Spartak Moskow tentu tidak membuat seorang Tito Vilanova kelimpungan. Celtic sendiri merupakan juara Scottish Premier League musim lalu (Liga yang kerap dicap sebagai versi KW dari La Liga karena duopoli Rangers-Celtic). Maka seharusnya juara Liga Skotlandia ini bisa menjadi lumbung poin bagi para lawannya di grup tersebut terutama barca.

 Namun sisi humoris Barca muncul saat pasukan Catalan dipaksa menelan pil pahit lewat 2 gol yang disarangkan oleh  pemain muda Celtic Victor Wanyama dan Tony Watt.  Meski malam itu barca bermain offensif dengan catatan 84 % ball possession dengan 25 goal attempts, barca tetap kalah. Gol messi di menit akhir yang sekaligus menjadi gol ke- 300 nya bersama barca, hanya menjadi dessert tanpa main course. 
Banyak opini di media bahwa malam itu Celtic memainkan negatif football (Ultra defensif), namun  hujatan berbagai pihak tidak lantas menjadikan Barca sebagai pemenang. Bahkan seorang Bernd Schuster yang notabene alumni Barcelona mengecam permainan yang diperagakan Celtic malam itu. Matematika sederhana, yang mencetak gol lebih banyak, dia lah pemenangnya. Dan Barcelona kalah !

 Bagi cules yang masih ingat pertandingan itu, silahkan utarakan apa saja soal bagaimana Celtic tak berniat bermain bola karena mereka hanya memarkir 10 pemainnya di depan gawang. Kekalahan Barca malam itu memang sangat menyakitkan. Tapi kekesalan saya justru muncul bukan karena kekalahan dari tim sekelas Celtic, melainkan mendengar omelan para cules yang mengeluh tentang bagaimana Celtic bermain (tidak menerima kekalahan). Hingga  seorang teman saya (fans liga inggris) meneriakan dengan lantang, “Apakah Barcelona masih bisa disebut alien ?”

Jika Barca masih dianggap sekelompok alien, maka jornada 8 menjadi bukti bahwa Barca adalah sekelompok manusia biasa.  Masih ingatkah anda tim promosi sekelas Deportivo La Coruna bisa melesakan 4 gol kegawang Valdes. Meski Barca menang 5 - 4, tapi 4 gol dari tim promosi sekelas Deportivo cukup membuat aib bagi lini pertahanan Barca.

Penggunaan kata alien di berbagai media cukup membuat saya jengkel. Seingat saya, baru kali ini sebuah klub sepak bola disejajarkan dengan makhluk luar angkasa. Entah darimana kata itu pertama kali muncul, apakah sang penemu kata alien untuk Barca adalah seorang alumnus NASA, atau bisa jadi sang penemu kata adalah Will Smith karena sangat paham kehebatan alien di film Independence Day. Siapapun itu dan argumen apapun, tidak akan bisa saya terima menurut pemahaman saya pribadi.


Kehebatan apa yang membuat Barca direfleksikan sebagai alien ? jika kata itu tertuju pada prestasi, apakah  9 gelar UCL Madrid (dengan sangat berat hati saya harus menulis ini) tidak bisa mendapat gelar Alien ? Atau bagaimana dengan 19 gelar Liga Man. United ? 

Andaikan kata alien itu menjadi 'mid' name dari nama Messi, saya tetap tidak ingin mengeksploitasi kehebatan Messi sebagai alasan arogansi saya untuk berdebat dengan fans lain. Bagi saya Messi hanyalah seorang anak berbakat yang lahir di tengah maestro sepak bola dan di waktu yang sangat tepat. Saya tidak menampik semua aksi jenius Messi di lapangan, tapi semua gelar yang diraih Messi buka karena kinerja dirinya sendiri, ada Tito dan Pep yang memberi pupuk bagi bakatnya, ada Xavi dan Iniesta yang dengan sabar melayani semua permintaan messi, serta ada tim medis barca yang selalu mengontrol dan menjaga agar Messi selalu dalam kondisi prima. Intinya, saya masih keras kepala untuk menolak kata alien dalam nama Messi jika kata itu diartikan sebagai kehebatan yang sangat sangat luar biasa. 

Kalimat  “Alien” bagi Barca pada hakikatnya merupakan bentuk propaganda media massa untuk menarik khalayaknya. Sangat tidak salah jika media massa menggunakan kata tersebut, karena memang media massa dituntut untuk menyuguhkan tulisan yang menarik bagi pembacanya, yang menjadi masalah adalah saat kata tersebut terus menerus diulang hingga menjadi identitas objeknya (Barca). Saya hanya tidak menginginkan seorang cules menjadi arogan akibat dari penggunaan kata alien yang seakan mencerminkan kesempurnaan Barca di dunia sepak bola.

Fanatisme memang sangat diperlukan dalam hal mendukung sebuah klub. Namun terkadang sikap berlebihan bisa menjadi boomerang saat tim kesayangan kita kalah. Terlepas dari semua superioritas Barca saat ini, Barcelona tetap hanya sebuah klub yang sewaktu-waktu bisa kalah dan terpuruk.
Dalam hal ini saya mencoba melihat sisi lain dari superioritas barca. Saya hanya tidak ingin para cules yang sedang “giting” dalam pengaruh ke’alien’an Barca menjadi seorang yang congkak. Rentetan hasil positif yang dilakukan pasukan Catalan saat ini tidak akan selamanya berjalan mulus. Dalam dunia sepakbola tidak ada imun yang dapat menjamin sebuah klub terbebas dari kekalahan tidak terkecuali bagi Barca. Kekalahan dari Celtic merupakan sebuah bukti bahwa Barcelona adalah sekelompok manusia bukan Alien !!!